Tentang Kebahagiaan

Jika indikator sebuah kebahagiaan adalah terpenuhinya rasa penasaran yang selama ini memacu diri untuk mengapainya, maka sampai kapan rasa itu akan bertahan?
Bukankah tuhan telah memberikan kita pehaman tentang sebuah rasa yang seringkali menyelamatkan kita dari ketamakan? Sebuah kata sederhana yang mempunyai dampak yang luar biasa, bersyukur.
Pernah aku merasa bahwa kebahagian yang selama ini ada belum bisa membuat senyuman lebar seperti apa yang selama ini aku impikan, kemudian aku melihat kembali kepada diriku yang dulu, ketika dia meronta dan terus bertasbih atas nama tuhan untuk mengirimkan sebuah kebahagiaan. Aku melihat diriku yang tidak mempunyai apa-apa di sana. Tuna cinta, miskin kasih sayang. Dan ketika kebahagiaan itu telah berada di dalam genggamanku haruskah aku dustakan semua itu sebagai kebahagiaan yang tidak murni?
Lalu nikmat tuhan mana lagi yang aku coba dustakan?
-Olethea Fulvia-